jeram pertama di sungai elo

Beautiful and Amazing …. Itu adalah  dua kata yang pas untuk menggambarkannya. Elo adalah nama sungai yang mampu membuat saya terpesona, berada di daratan magelang, tepatnya didekat Candi Borobudur dan Candi Medut. Anda harus kesana bila belum pernah mencoba rafting, terutama bagi anda yang masih benar benar pemula, selain aman, tempatnya asik, indah dan sangat mengagumkan.
Perjalanan ini di mulai setelah saya di hubungi seorang teman, untuk ikut mencoba rafting. Dan kami berkumpul di pojok kota yogyakarta. Saya baru mengetahui anggota tim, mereka adalah Atfal, wina, fitri, ninda,kiky dan saya Kak jo.
Kami berangkat dari jogja pukul 09.45 WIB, dengan perjalanan 30 menit kami sampai rest area rafting dikampung ulu arah jalan wisata Borobudur, dan kami bertemu dengan agen kami mba’ ana, kami berbincang bincang mengenai rafting sungai elo, progo atas, dan progo bawah. Menurut mbanya, sungai elo sangat pas untuk pemula dengan Grade  : III - IV (Tiga-Empat), sungai progo atasGrade  : III - IV (Tiga-Empat) dan progo bawah untuk yang punya nyali besar dan juga profesional dengan Grade  : III - V (Tiga-Lima) dengan harga yang berfariasi sesuai agen Sungai elo antara 600-650 ribu/6 orang. Sungai progo atas sekitar 750/6 orang dan progo bawah 1jt 500 – 2jt/6 orang. dengan keunggulan masing masing dan juga asuransinya.
Setelah perbincangan itu kami di jemput oleh guide perahu  kami, yaitu mas agus, kami berangkat dengan menggunakan mobil yang sudah dilengkapi perahu yang akan kami gunakan untuk rafting. Perjalanan kami sangat asyik karena diiringi canda tawa semua anggota tim. Setelah sampai di start area, kami langsung disambut kamera DSLR sehingga kami semua langsung bergaya unyu-unyu, dan setelah puas kami breafing sebentar, mengenai cara mendayung ke depan, kebelakang, stop, terus cara penyelamatan teman yang terjatuh dari perahu, cara mengangkat teman, dan di lanjutkan dengan do’a meminta keselamatan dan kebahagiaan ketika rafting. Setelah semua anggota masuk perahu, kami memulai dengan dayung kedepan, dan kami langsung dihadapkan jeram yang pertama, kami semua berteriak, semangat kami berkobar, kami mendayung dengan sangat semangat dan kompak, setelah itu kami berhadapan dengan arungjeram yang kedua, perahu kami berputar dan bagian belakang perahu menabrak tebing karena arus yang begitu besar sehingga mengagetkan salah satu anggota kami yang paling depan sehingga tercebur ke sungai, tidak apa apa, itu aman asalkan tetap tenang dan jangan panik, karena guide kami mas Agus langsung menolong dengan mengangkat anggota yang tercebur, cara menolongnya yaitu dengan mengangkat bagian atas pelampung secara bersamaan. Perjalanan kami lanjutkan kembali dengan tetap mendayung kedepan, sambil menikmati pemandangan sekitar juga dapat melihat reptile-biawak yang sedang berjemur. Biawak ini aman tidak akan mengejar anda, jadi santai aja, dan nikmati dayungmu.
Rafting sungai Elo - dokumen pribadi

Kami beberapa kali melihat jembatan, mulai dari jembatan buatan belanda, buatan Indonesia, buatan warga yaitu Jembatan bambu yang berbentuk segitiga dan jembatan gantung yang masih menggunakan bambu,  jembatan yang memanfaatkan irigasi.
Ditengah perjalanan kami menepi untuk melihat mata air yang ada di sekitar sungai, kami mencoba untuk mencuci muka dan ternyata rasanya Nyesssss, sangat segar dan sungguh alami, sehingga banyak di manfaatkan warga untuk keperluan sehari hari. Setelah selesai kami lanjutkan rafting kami dan berhenti di tempat peristirahatan, dan menikmati es degan/es kelapa muda dan jajanan pasar yang sangat lezat. Kami juga sempatkan foto foto karena mumpung ada kameramennya yaitu mas Ahmad. Setelah kami puas menikmati jamuan peristirahatan kami melanjutkan perjalanan
Perjalanan kami lanjutkan kembali dengan penuh semangat, menaklukan jeram jeram yang kami lewati, dengan di iringi oleh urung burung sriwiti dan wallet, sehingga menambah keindahan sungai elo. Namun di tengah perjalanan kedua, kami bertemu dengan perahu yang tersangkut batu besar sehingga tidak biasa bergerak. Dan tim kami memutuskan untuk menepi dan melakukan penyelamatan.
Ketika kami sampai di tengah perjalanan sungai yang mulai menyempit kami putuskan untuk berenang sejenak, karena di area ini area yang aman untuk berenang, dan panjang sebelum jeram selajutnya sekitar 200 meter, sehingga kami berenang sekitar 15-20 menit agar tidak terbawa arus di jeram selanjutnya. Kami dayung terus mendayung sehingga sampai di area dimana kami dapat memainkan perahu kami, dengan cara tim kanan mendayung kedepan dan tim kiri mendayung kebelakang dan hasilnya perahu kami berputar putar di areajeram yang tidak terlalu deras.
Diperjalanan menuju finish kami banyak mendapatkan jeram jeram yang menantang sehingga kami berkali kali berteriak, melakukan gerakan keseimbangan, menghindari ranting dan tebing tebing sungai ketika  berada di jeram yang sangat deras.  Kami mencapai finish di sungai dekat candi mendut, sehingga ketika pulang di perjalanan kami dapat melihat candi mendut. selanjutnya kami kearah rest area kampung ulu dimana kendaraan dan barang barang kami di titipkan. Kami melakukan mandi dan ibadah(Sholat) di tempat ini, juga makan makanan yang sudah di sediakan agen kami di pondok panggung yang adan didalam kampung ulu dengan menu ayam goreng, tahu, tempe, kerupuk, pecel, dan semangka sebagai hidangan penutup. Alhamdulillah, begitu nikmat perjalanan ini. Apalagi dengan tim yang super. … hehe. Ayok kemana lagi, agenda selanjutnya saya tunggu lhoo.
Oia hal hal yang perlu kalian lakukan sebelum dan ketika rafting:
1.      Olahraga terlebih dahulu karena bahu anda akan sangan menguras tenaga ketika mendayung
2.      Tetap focus mendayung jangan liatin cewek sebelah, bisa bisa anda terjatuh dari perahu
3.      Jangan panik bila anda jatuh, karna pelampung sangat kuat menahan berat anda, dan segera mendekat ke perahu atau tepi sungai.
4.      Arah kaki sesuai arus dan kaki hadapkan depan fungsinya agar anda dapat meraba dan melindungi pantat dan tubuh dari bebatuan atupun enda benda di depan anda.
5.      Hindari ranting, jangan menantangnya karena anda dapat terluka.
6.      Jangan menggoda cewek perahu sebelah, bisa bisa anda di tenggelamkan cowoknya. Hehe
7.      Pegang dayung secara benar, karena dayung terbuat dari alumunium, jadi ketika terkena air akan sangat licin dan rawan jatuh.
8.      Selamat menikmati, dan buanglah sampah pada tepatnya. Karena sungai akan memberikan anda pengalaman untuk menantang arus dan menaklukannya, jadi pengalaman anda akan sangan berkesan dan terasa nyaman.

Sungai Elo, Magelang, 16 Maret 2014.

Kak Ojo el Cilacap

 Liat kamera :)
 Berdo'a dulu yaa
 hehe nyebur yuk :)
teriak semuanyaaaa
 Slow dulu, menepi yaa
Teriak semua :)


Rafting atau arung jeram adalah petualangan yang dilakukan dalam perahu karet yang biasa dilakukan berkelompok dengan panduan melewati sungai dengan ombak menerjang dan hambatan lain. Menurut American Whitewater Affiliation’s [AWA], ada enam tingkatan atau level kesulitan dalam olahraga petualangan ini, yaitu:

Kelas 1 – Skill Level Tidak ada
Sungai tenang, sangat sedikit daerah berbatu, tak membutuhkan manuver. Level ini memang bukan ditujukan untuk pencari sensasi berarung jeram, namun hanya untuk melihat-lihat, memotret, dan menikmati pemandangan.
Kelas 2 Skill – Level Kepandaian Mendayung Dasar
Sungai berbatu dan mungkin mulai memerlukan sedikit manuver. Namun pengunjung tak berpengalaman bisa melalui tanpa hambatan berarti.
Cocok untuk sebuah keluarga yang belum berpengalaman ingin menjajal rafting.
Kelas 3 – Skill Level Keterampilan Mendayung Berpengalaman
Ini adalah kelas pemula yang cepat dengan gelombang menengah.
Mungkin ada penurunan 1-2 meter, tetapi tak banyak bahaya besar. Secara teknis, pada level ini memerlukan strategi signifikan dan bisa terjadi karam meski kemungkinannya kecil.
Kelas 4 – Skill Level Pengalaman Rafting
Kelas ini adalah tingkat intermediate dengan gelombang besar, jeram panjang, pusaran, batu, dan mungkin penurunan yang cukup besar. Manuver kuat dan tajam akan diperlukan, dengan bantuan pendayung sangat baik dan peralatan berkualitas baik.
Kelas 5 Skill -Level Pengalaman Rafting Lanjutan
Kelas ini akan jauh lebih serius. Gelombang besar, jeram terus menerus, batu-batu besar dan bahaya akan anda hadapi di level ini. Begitupun penurunan besar yang membutuhkan navigasi tepat.
Bukan saja menemukan rintangan serius, riak air akan sangat mengesankan. Para adrenalin junkies biasanya bermain di kelas ini.
Kelas 6 – Skill Level Ahli
Kelas ekstrim ini menghadirkan gelombang besar dan batu besar berbahaya. Sebagian besar bahaya tak terlihat bahkan tak bisa diprediksi, hidrolik yang hampir tak terhindarkan. Jeram kelas mahir ini dianggap berbahaya bahkan untuk paddlers ahli. Konsekuensi dari kesalahan akan sangat fatal. Tim penyelamat harus siap siaga. Kelas ini hanya khusus bagi pengarung jeram yang benar-benar pakar.
salam Adventure, salam Lestari


Pada suatu hari Dino, Tika dan Tuti bermain di hutan, mereka bermain petak umpet (Sebuah permainan tradisional yang sangat popular dikalangan anank anak). Dino dan tuti berlari mencari tempat  persembunyian. Sedangkan Tika sedang menghadap ke pohon dan menghitung.
Tika   : Satu, dua, tiga…
Dino   : Sampai 10 lho tik…
Tika   : Ia…. Empat, lima, enam…
Tuti   : Ayoo Tika cari aku….
Tika   : Tujuh, Delapan, Sem..bilan, Se..Puluh. 
            Bersiaplah aku akan mencari kalian.
 Ketika Tika mulai mencari, Dino sudah bersembunyi didekat hutan jati dan Tuti bersembunyi di dekat Sungai Miro (Sungai yang terkenal sekali kejernihan Airnya). Tika berjalan kearah sungai miro berharap agar bisa menemukan temannya.
Tika   : Tutiiii, Dinooo, hati hati yaa, mungkin ada ular disamping kalian…
Tuti   : Apaaaaaaaa? Ular? (Tika berlari keluar dari persembunyiannya)
Tika   : hihihi Tuti, Kau terlihat, kau jaga setelah ini.
Tuti   : Yah, Kau curang Tika.
Tika   : Kan aku tidak menakut nakuti, aku Cuma bilang hati hati, hehehe
Tuti   : hmm, ya sudah. Jangan di ulangin.
Tika   : Tuti, Kau tau persembunyian dino tidak?
Tuti   : hehe, cari sediri ya, kamu kan yang jaga.
“Crek, Neng, ngeeeeng, ngeeeng, ngeeng,ngeeeeeeeeng”
Tuti   : Suara apa itu? Sambil menengok pada tika.
Namun tika hanya menggeleng.
Suara itu juga mengagetkan dino, yang tidak jauh dari tempat itu. Sehingga dino penasaran menelusuri suara itu. Dino berjalan mendekati suara dan masih kembali bersembunyi dibalik pohon jati sambil melihat ke arah asal suara.
…“Ngeeeengggggg..Krek krek krekk, Dumm”…
“Wah. itu siapa? Sepertinya bukan orang kampong miro”. gumam Dino, sambil mengawasi para pencuri kayu hutan.
“Hahaha kita akan segera kaya bos”,Suara salah satu pencuri itu.
“Tenang. Setelah ini kita akan menjual kayu kayu ini keluar negri, dan kita akan segera kaya.” Jawab bos dari pencuri kayu itu.
Dino yang mendengar percakapan mereka, langsung berlari ke kampungnya, kampung Miro. Di tengah perjalanan Dino bertemu Tuti dan Tika, Dino berhenti sebentar dan memberitahukan kejadian itu kepada mereka. Kemudian Dino membagi tugas:
“Tuti dan Tika, kalian pergi temui warga kampung, dan ceritakan kejadian ini. Sementara aku akan menemui pak RT agar beliau bisa menghubungi Kepolisian. Ayo cepat, keburu mereka lari”
Dino, Tika, dan Tuti pergi ke kampung, dan dino langsung ke rumah pak RT.
Dino             :Assalamu’alaikum..wr wb pak RT
Pak RT         :Wa’alaikumussalam wr wb, ada apa dino? Sepertinya terburu buru.
Dino             :Pak RT, Ada pencuri kayu di hutan jati, mereka bilang, akan menjualnya ke luar negri.
Pak RT         : Pencuri? Sebentar, Pak RT hubungi Kepolisian dulu ya. Oia dino, Terimakasih Infonya. Kamu duduk dulu, kalau ingin minum itu ambil saja diatas meja.
Dino             : Terimakasih Pak.
 
By: Kak Ojo




Keadaan dalam suatu wilayah (negara) mempengaruhi bagaimana cara yang tepat untuk menetapkan suatu gaya pendekatan untuk menjadikan sekolah itu kreatif dan produktif. Hal ini menjadikan MBS memiliki beberapa model yang diterapkan di masing-masing negara/wilayah. Seperti model australia, model amerika, model inggris dan lain sebagainya.
1.MBS di Hongkong
Di Hong Kong  MBS disebut The School Management Initiative (SMI) atau manajemen sekolah inisiatif. Model MBS di Hong Kong ini, menekankan pentingnya inisiatif dari sumber daya sekolah sebagai pengganti inisiatif dari atas yang selama ini diterapkan.  Prinsip-prinsip MBS yang ditawarkan di Hong Kong adalah perlunya telaah ulang secara terus menerus terhadap pembelajaan anggran pemerintah, perlunya evaluasi secara sistematis terhadap hasil, definisi, yang lebih baik tentang tanggung jawab, hubungan erat antara tanggung jawab sumber daya dan tanggung jawab manajemen, perlu adanya organisasi dan kerangka kerja yang sesuai, hubungan yang jelas antara pembuat kebijakan dengan agen-agen pelaksana.
Dengan adanya prinsip tersebut maka diperlukan suatu transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pendidikan. Taransparansi dan akuntabilitas di sini meliputi penggunaan anggaran belanja sekolah dan penentuan hasil belajar siswa serta pengukuran hasilnya.
2.MBS di Kanada
Di kanada, pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi di mana pemerintah daerah/kota sebagai unit administratif dan pengambilan kebijakan. Model  MBS di sana disebut School-site decision making (SSDM) atau pengambilan keputusan diserahkan pada tingkat sekolah. Ciri-ciri MBS dikanada adalah sebagai berikut:
a.penentuan alokasi sumber daya ditentukan sekolah
b.anggaran pendidikan diberikan secara lupsum
c.alokasi anggaran pendidikan tersebut dimasukkan ke dalam anggaran sekolah.
d.adanya program efektivitas guru.
e.adanya program pengembangan profesionalisme tenaga kerja. (sungkowo: 2002).
Penekanan model MBS di kanada dalam hal pengambilan keputusan, yaitu pengambilan keputusan diserahkan kepada masing-masing sekolah secara langsung. Model ini pun hanya terbatas pada beberapa hal saja, yaitu yang menyangkut pengangkatan, promosi, penghargaan dan penghentian tenaga guru dan administrasi, pengadaan peralatan sekolah, pelayanan kepada sekolah. Sebelumnya  ketiga hal tersebut ditentukan oleh pusat.
Ciri lain dari MBS model kanada adalah peningkatan dan pengembangan profesionalisme tenaga kerja baik meningkatkan kemampuan guru maupun tenaga administrasi.
3.MBS di Amerika Serikat
Sistem pendidikan di Amerika Serikat mula-mula secara konstistusional pemerintah pusat (state) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pemerintah daerah hanya sebagai pembuatan kebijaksanaan dan administrasi. Pemerintah federal memiliki peran yang terbatas bahkan semakin berkurang perannya. Perannya hanya dibatasi terutama pada area khusus, yaitu dukungan pendanaan.
Model MBS di Amerika Serikat disebut dengan Site- based Management. Beberapa pendapat yang mendudkung diadakannya MBS menyarankan bahwa sebagai syarat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka otoritas pengambilan keputusan harus pada tingkat sekolah.
Mereka yakin dengan diadakannya MBS dimana penyerahan sumber daya ke tingkat sekolah akan membuat kemajuan. Hal ini karena sekolah memiliki kebebasan mencurahkan energi kreatifnya dan sekolah dapat mengembangkan diversifikasi pendekatan strategi untuk mencapai tujuannya.
4.Model MBS di Inggris.
Model MBS di Inggris disebut Grant Maintained School (GMS). Atau manajemen swakelola pada tingkat lokal. Dinamakan seperti itu karena, adanya undang-undang pendidikan tahun 1988, antara lain berisi adanya kurikulum inti nasional, adanya ujian nasional, serta pelaporan nasional. Kontrol terhadap anggaran sekolah diberikan kepada lembaga pengelola/pengawas beserta para kepala sekoalah menengah keatas dan sebagian sekolah dasar dalam waktu lima tahun. Juga memberikan pilihan pada orang tua dengan cara membantu mengembangkan diversifikasi, meninghkatkan akses, mengizinkan sekolah-sekolah negeri untuk keluar dari kontrol otoritas pendidikan lokal. Berdasarkan suara mayoritas orang  tua siswa.
Dengan adanya undang-undang pendidikan tersebut terjadi enam perubahan struktural guna memfasilitasi pelaksanaan MBS sebagaimana dikemukakan oleh sungkowo (2002):
a.kurikulum nasional untuk mata pelajaran inti ditentukan oleh pemerintah.
b.ujian nasional dilaksanakan atau diterapkan pada siswa kelas 7,11,14 dan 16.
c.MBS di bentuk untuk mengembangkan otoritas pemerintah.
d.dibuatlah sekolah lanjutan tekhnik
e.kewenangan inner London Education dilimpahkan kepada tiga belas otoritas pendidikan.
f.Skema manjemen sekolah lokal dibentuk dengan melibatkan beberapa pihak terkait.
5.Model MBS di Australia
Karakteristik MBS di Australia dapat dilihat dari aspek kewenangan sekolah yang meliputi:
a.menyusun dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.melakukan pengelolaan sekolah yang dapat dipilih diantara tiga kemungkinan yaitu standard flexbility option (SO), Enchanced Flexibility Option-1(EO1),dan enchanced Flexibility-2(EO2).
c.merencanakan , melaksanakana dan mempertanggungjawabkannya.
d.adanya akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS.
e.menjamin dan mengusahankan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan.
f.adanya fleksibilitas dalam sumber daya sekolah.
Seperti yang telah disebutkan di atas untuk melakukan pengelolaan sekolah dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan yaitu SO, EO1 dan EO2.
Pengorganisasian pengelolaan sekolah menggambarkan kadar kewenangan yang diberikan kepada sekolah.
a.Standar Flexibility Option (SO)
Dalam bentuk ini peran dan dukungan kantor distrik lebih besar. Kepala sekolah hanya bertanggungjawab terhadap penyususnan rencana sekolah dan pelaksanaan pelajaran(implementasi kurikulum). Kantor distrik bertanggunjawab terhadap pengesahan dan monitoring serta bertindak sebagai penasehat dalam penyususnan school planing overview. Dalam pengelolaan MBS tipe SO ini, pemerintah negara bagian memberikan petunjuk pedoman dan dukungan.
b.Enchanced Flexibility Option-1 (EO1)
Sekolah bertanggung jawab untuk menyusun rencana strategis sekolah selama tiga tahun. Peran distrik sebagai berikut:
1)memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan monitoring internal.
2)menandatangani isi rencana sekolah.
c.Enchanced Flexibility Option-2 (EO2)
Keterlibatan distrik, disini sangat sedikit, hanya berperan sebagai lembaga konsultasi.
6.Model MBS di Prancis
Di Prancis otoritas lokal memiliki tanggung jawab terhadap dukungan finansial. Kekuasaan badan pengelola sekolah menengah atas diperluas ke beberapa area. Sementara itu pengangkatan guru masih dilakukan oleh pusat dengan ketat. Masing-masing sekolah menerima anggaran secara lumpsum terhadap jam mengajar guru. Kepala sekolah mentukan jenis staf yang dibutuhkan.
7.Model MBS di Nikaragua
Model MBS di Nikaragua difokuskan pada pendesentralisasikan pengelolaan sekolah dan anggaran sekolah yang keputusannya diserahkan kepada dewan sekolah. Yang mencakup empat tahapan penting yaitu; desentralisasi kebijakan, perubahan organisasi sekolah, kondisi lokal dan sejarah organisasi, serta hasil yang diharapkan.
8.Model MBS di Selandia Baru
Komite sekolah untuk sekolah dasar anggotanya terdiri dari warga setempat dan dipilih setiap dua tahun. Tetapi sebagian besar sekolah menengah atas di kontrol dan dikelola oleh dewan gubernur yang keanggotaannya kebanyakan dari orang tua siswa dan anggota mayarakat lainnya.
9.Model MBS di El Salvador
Model MBS di El Salvador disebut dengan Community Managed Scholls Program yang kemudian dikenal dengan akronim bahasa spanyol, EDUCO
( Education participation de la comunidad) maksud dari model ini untuk mendesentralisasikan pengelolaan sekolah Negeri dengan cara meningkatkan keterlibatan orangtua di dalam tanggung jawab menjalankan sekolah. Filosofinya adalah perlunya para orang tua siswa untuk terlibat secara langsung di dalam pendidikan anak-anaknya.
10.Model MBS di Madagaskar
Model MBS yang diterapkan di sini difokuskan kepada pelibatan masyarakat pada pengontrolan pendidikan dasar. Implementasi MBS diarahkan di dalam kerangka kerja dengan melibatkan masyarakat desa tidak hanya untuk merehabilitasi, membangun dan memelihara sekolah-sekolah dasar, tetapi juga dilibatkan dalam pengelolaan dan pensupervisian sekolah dasar.
11.Model MBS di Indonesia.
Model MBS di Indonesia disebut Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12.Model MBS Ideal
Model MBS berikut pada dasarnya ditampilkan menurut pendekatan sistem (berfikir sistem), yaitu output-proses-input. Urutan ini dipilih dengan alasan bahwa setiap kegiatan sekolah akan dilakukan, termasuk kegiatan melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat), semestinya dimulai dari “output” yang akan dicapai, kemudian ke “proses”, dan baru ke “input” yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Namun, langkah-langkah pemecahan persoalannya ditempuh dengan mengikuti urutan yang berlawanan dengan arah analisis SWOT.
a.Output
Output sekolah diukur dengan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah pencapaian/prestasi yang dihasilkan oleh proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari efektivitasnya, kualitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya (lihat Gambar 3), dengan keterangan seperlunya seperti berikut.
1)Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauhmana sasaran (kuantitas, kualitas, waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan.
2)Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat. Mutu barang atau jasa dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan seperti disain, operasi produk atau jasa dan pemeliharaannya.
3)Produktivitas adalah hasil perbandingan antara output dibagi input. Baik output maupun input adalah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input berupa tenaga kerja, modal, bahan, dan energi. Kuantitas output dapat berupa jumlah barang atau jasa, tergantung pada jenis pekerjaan.
4)Efisiensi dibagi menjadi 2 yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Setiap penilaian biaya-efektivitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, angka putus sekolah). Sedang efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah. Analisis biaya-manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.
5)Inovasi adalah proses yang kreatif dalam mengubah input, proses, dan output agar dapat sukses dalam menanggapi dan mengantisipasi perubahan-perubahan internal dan eksternal sekolah. Inovasi selalu memberikan nilai tambah terhadap input, proses, maupun output yang ada.
6)Kualitas kehidupan kerja adalah kinerja sekolah yang ditunjukkan oleh ukuran tentang bagaimana warga sekolah merasakan hal-hal seperti: pekerjaannya, kemanfaatannya, kondisi kerjanya, kesan dari anak buah terhadap bapak/ibu buah, kawan/kolega kerjanya, peluang untuk maju, pengembangan, kepastian, keselamatan dan keamanan, dan imbal jasanya.
7)Moral kerja adalah tingkat baik buruknya warga sekolah terhadap pekerjaannya yang ditunjukkan oleh etika kerjanya, kedisiplinannya, kejujurannya, kerajinannya, komitmennya, tanggungjawabnya, hubungan kerjanya, daya adaptasi dan antisipasinya, motivasi kerjanya, dan jiwa kewirausahaannya (bersikap dan berpikir mandiri, memiliki sikap berani mengambil resiko, tidak suka mencari kambing hitam, selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai sumberdaya, terbuka terhadap umpan balik, selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik, tidak pernah merasa puas dan terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya, dan memiliki tanggungjawab moral yang baik.
b.Proses
Proses merupakan berubahnya “sesuatu” menjadi “sesuatu yang lain”. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut “input”, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan bersekala mikro (sekolah), proses yang dimaksud adalah: (a) proses pengambilan keputusan, (b) proses pengelolaan kelembagaan, (c) proses pengelolaan program, dan (d) proses belajar mengajar.
c.Input
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut “input”, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output.
1)Input Manajemen
Kepala sekolah mengatur dan mengurus sekolahnya melalui sejumlah input manajemen. Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membatu kepala sekolah mengelola sekolahnya dengan baik.
2)Input Sumber daya manusia
Pada dasarnya, agar sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien, diperlukan kesiapan sumberdaya manusia. Kesiapan sumberdaya manusia = kesiapan kemampuan + kesiapan kesanggupan. Kesiapan kemampuan menyangkut persyaratan kualifikasi dan kesiapan kesanggupan menyangkut pemenuhan kepentingan sumberdaya manusia.
3)Sumber daya lainnya
Sumber daya selebihnya dapat dikelompokkan menjadi: peralatan, perlengkapan, perbekalan, bahan/material/sumber daya alam, uang, dan perangkat-perangkat lainnya, yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan di sekolah

http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/12/model-mbs-dan-karakteristiknya-446316.html
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net